Senin, 30 Mei 2016

[Night Of Diaries] Yang Nikah Muda

Tepat jam 7 pagi kami telah meluncur dari Jakarta menuju Soreang, Bandung. Ibu saya mengenakan kebaya berwarna kuning emas, saya berwarna merah muda sementara adik perempuan saya berwarna merah. Lengkap pula dengan tata rias yang langsung dibuat oleh makeup artist profesional. Hanya bapak dan adik laki-laki saya yang tidak ribet dengan segala dandanan dari atas kepala hingga ujung kaki ini. Saya saja memilih menggunakan celana jeans ketimbang rok kebayanya. Lebih fleksibel.

Karna suatu alasan kami tiba sekitar jam 10 disana. Dengan kecewa ibu saya pikir kami melewatkan akad, padahal akad saja sudah dilaksanakan 2 minggu yang lalu di mesjid depan rumah kakek saya. “Kan aku udah bilang bu, si eneng udah akad” ucap saya.

Sabtu, 28 Mei 2016

[Night Of Diaries] Jadi Cerita Sendiri

Dengan langkah masygul, saya berjalan menuju ruang tengah. Memperhatikan kerepotan ibuhanda, nenekhanda, dan tantehanda yang membawa besrek dari restoran di mall bergambar unta.
“Manyun aja” sapa paman
“Laper lagi, om” jawab saya
“Lah, bukannya habis makan? Hahaha kurus-kurus makannya banyak juga” timpalnya

Saya duduk bersila dilantai, sembari berpikir hendak diisi dengan makanan apa ini perut. Tidak tega membiarkannya bersedih lebih lama. Perlukah saya masak mie? Eh-

Sekelebat saya berkata pada nenek saya hendak makan di warteg dekat rumah. Dan tentu saja minta ditemani hehe. Kami berjalan tidak lama, karna jarak warteg itu hanya sekitar lima meter. Dengan mangkok berwarna biru ditangan, nenek saya meminta dimasakkan mie oleh si penjual. “Gak pedes ya bu!” tambah saya.

Menunggu sekitar lima belas menit, masakan sederhana nan mantap itu telah disajikan didepan saya. Yaaa... bagaimanapun juga, sejujurnya saya sudah muak dengan makanan mall.

Selasa, 24 Mei 2016

[Novel] peREmpuan Oleh Maman Suherman

Kamu
pernah senandungkan itu
di satu malam tak berbintang
kala engkau melangitkan cintamu
dan bertanya:
masihkah ada surga
untuk seorang perempuan
seperti
aku?

Sebelumnya saya ingin berterima kasih kepada my dear truk-gandeng friend, yang telah menghadiahkan novel ini Jumat lalu. Karena terhimpit oleh waktu saya baru bisa membuat review novel sekuel buatan Kang Maman ini. Padahal tangan rasanya sudah gatal ingin cepat-cepat mengetik. Apalagi ingatan masih hangat-hangatnya setelah memakan habis novel tsb hehe

Pada awalnya saya menebak peREmpuan akan menyajikan sudut pandang Re:. Tetapi setelah saya baca tuntas novel yang cetakan pertamanya ini bulan Mei 2016, saya pikir hal tersebut tidak lah diperlukan. Penulis tidak mungkin membuat sekuel berdasarkan pelaku utama. Saya yakin Kang Maman dengan kelihaian tangannya mampu membuat kisah hidup Re: menjadi tipikal melow-drama. Tetapi beliau sadar, bisa saja apa yang akan ia paparkan tidak menggambarkan sepenuhnya apa yang terjadi. Ia memang merasakan keperihan dalam hatinya, tetapi ia tahu bahwa keperihan yang ia alami tidaklah cukup untuk menulis kisah hidup Re: lebih mendalam. Apalagi Re: yang bisa jadi mengalami keperihan jauh lebih pedih. Sehingga daripada memperpanjang kepiluan Re:, Kang Maman membuat kisah kelanjutan dengan memfokuskan orang-orang disekitar Re:, termasuk dirinya. Bagaimana kelanjutan hidupnya setelah ditinggal sang pemilik hati dibunuh. Apakah ia mampu melanjutkan roda kehidupan yang terus berputar? Siapakah pelaku pembunuhan Re:? Bagaimana kabar Melur? Putri semata wayang Re:. Apakah ia tahu bahwa ia lahir dari rahim sang pelacur lesbian? Siapakah ayah kandung Melur?

Jumat, 20 Mei 2016

[Night Of Diaries] Berteman Beda Ras

Terlepas dari ikatan kolega kampus dan bisnis diperusahaan, pernahkan melihat pertemanan antar warga pribumi dan chinese? Kita tau warga chinese umumnya identik dengan latar belakang high class, memiliki derajat yang tinggi kedudukannya di tanah air. Berbeda dengan warga pribumi yang jumlah menengahnya lebih banyak dibanding yang memiliki prestige. Karena terlahir berbeda dan dibesarkan dilingkungan yang berbeda, rasanya pertemanan antar ras tsb menjadi pemandangan yang aneh. Rare.

Selain perbedaan latar belakang, bisik-bisik tetangga juga didapuk menjadi penghalang antar dua ras tersebut dalam menjalin ikatan pertemanan. Seperti image orang chinese yang identik dengan cipe alias cina pelit hingga sebaliknya yang memandang warga pribumi rasis dan suka bertindak anarkis.

Teman dekat saya berkuliah ditempat yang jumlah mahasiswa minoritasnya lebih banyak dibanding warga mayoritas. Artinya lebih dominan para chinese dibanding pribumi. Dia bercerita bahwa pertemanan beda ras sering kali menjadi buah bibir dikampusnya. Tak jarang mereka yang berteman dengan beda ras, sering kali diserang dengan pertanyaan oleh sesamanya; kok mau sih temanan sama dia?. Termasuk teman saya yang juga ikut dilemparkan pertanyaan itu.

Kamis, 19 Mei 2016

[Webtoon] Fluttering Feelings (설레는 기분)


Sekarang lagi booming yang namanya webtoon di tanah air. Buat yang para intovert atau orang males keluar rumah, bacaan yang kini bisa di akses melalui ponsel itu jadi sebuah jalan keluar dari kebosanan. Yang biasanya membusuk dirumah cuma nonton tv atau bosen nge-gaming terus, sekarang udah enggak lagi deh. Enggak perlu juga jalan ke Blok M atau Senen buat beli komik, karena sekarang udah ada digenggaman kita. Tapi saya disini bukan untuk promosi webtoon ya hehe.

Sebelum ke topik saya mau sharing tentang webtoon. Kebanyakan dari kita suka mencampur aduk antara webtoon dan manhwa. Nah ini yang mau saya lurusin. Manhwa sendiri artinya komik dan tentu saja sama seperti komik-komik pada umumnya yang disajikan dalam buku alias kertas. Seperti penyebutan manga di Jepang, nah kalo Korea itu penyebutannya manhwa. Sampai sini paham ya? Kalau webtoon artinya komik digital. Sudah saya garis bawahi, kata digital yang berarti disajikan dalam gadget. Tidak dijual berupa kertas/komik pada umumnya. Walaupun ada beberapa webtoon saking suksesnya akhirnya diproduksi menjadi manhwa bahkan drama.

Rabu, 18 Mei 2016

[Novel] RE: Oleh Maman Suherman

Pernah kutanya,
adakah surga untuk Re: yang bergelimang dosa?
Jawabmu, semua orang berkalung salah dan dosa.
Tak ada yang bisa jangkau surga,
kecuali karena ampunanNya.
Re:, katamu, Tuhan bagi siapa saja!

Sambil menanti film AADC 2, saya dan teman berkutik dalam gelutan buku-buku Gramedia di sebuah mall daerah Daan Mogot yang terbilang kecil. Berpencar lah kami, ia menuju rak buku mengenai pola desain bangunan sedangkan saya berkeliling hendak mencari novel terbitan Metropop. Tetapi langkah saya terhenti ditengah tumpukan novel-novel tipis. “Ahh novel teenlit” pikir saya. Kemudian mata saya tertuju pada sebuah novel dengan desain yang amat menarik. Penuh warna. Saya baca bagian belakang berharap menemukan ringkasannya, sayang... saya hanya menemukan dua kalimat disana berupa peringatan. Saya letakkan kembali novel tersebut. Meraih novel sebelahnya, masih dengan penulis yang sama. Kali ini saya mengangguk membaca bagian belakang novel tersebut, tetapi sayang... saya tidak menemukan novel itu yang sudah tidak dibungkus plastik sebagai ulah kejahilan tangan pengunjung lain hehe. Masih untung costumer yang pasti membeli, lah kalau orang hanya masuk hendak liat-liat alias pengunjung, masa iya tangannya berani iseng?. Mata saya tak hentinya menelusuri novel-novel tipis tersebut, hingga pada satu novel. Tanpa ragu saya mengambil novel yang kebetulan warna cover nya sama dengan harga nya; biru.