Everyone love dogs,
especially my girlfriend. Me? I never liked em, nor dislike em. Maybe I like
their cuteness, but I cant see myself adopt em and be ladycat, my girlfriend
otherwise.
Aku rindu padanya, pada kenangan manis berdua dimana hanya aku dan dia.
Hanya ada kami. Membicarakan masa depan berdiskusi ideologi dan filsafah hidup
serta rencana kita untuk menguasai dunia. Bertelepon ria sepanjang hari
termasuk saat bekerja dibiarkan menyala koneksi tsb, sehingga memaksa ku
bergani provider dengan pasca bayar untuk mendengar suaranya.
Bulan Mei lalu, ia mengadopsi well membeli seekor anjing
sebenarnya dari sebuah reseller. Anjing tsb berjenis maltesee mix poodle,
betina seperti yang ia inginkan.
Sebelumnya ia pernah berkonsultasi padaku dan menanyakan pendapatku
mengenai memelihara makhluk hidup a doggie since she’s the only child y’know.
“Pribadi ku bilang nanti saja kamu bila pelihara doggie, karena kan
papa mama mu belum tentu setuju. Lebih baik tunggu sampai kamu independen dan
tinggal sendiri. Tidak mudah juga memelihara hewan. I still need you anyway.”
Dia musam wajahnya
“Tapi.. bagaimanapun itu hak kamu, terlepas punya masa lalu dengan
memlihara tanaman selalu mati pasti memelihara anjing berbeda lah. Hak kamu
untuk memeliharanya, yang penting kamu komitmen menjadi owner yang baik. Aku tidak
berhak melarang dan mendiktemu, karena memang itu impianmu sendiri kan sejak
dari dulu. Semenjak bertemuku, semenjak terlibat dalam ikatan asmara ini.” Timpalku
Sekarang anjing kecil berbulu putih itu sukses merebut perhatian
kekasihku yang sebentar lagi berulang tahun, I know its ridiculous to get
teritorial with a doggie. Kemanapun ia pergi tak berhenti membicarakan
anaknya (begitu ia sebut). Saat quality time, berkumpul bersama
teman-teman yang lain, tak ada habisnya ia membicarakan mengenai anjing. Tak
pernah ia melihat diriku yang sudah lelah dengan segala topik tsb, because I
miss Us so bad.
Kau mengatakan aku tetap menjadi prioritas, faktanya waktu kita semakin
berkurang. Kau mengatakan selalu ada saat aku mengalami waktu yang berat,
faktanya kau selalu ke dokter mengurus segala penyakit anakmu yang tiada henti.
Bahkan kau menangis karena merasa tidak berguna selalu membuatnya sakit, aku
membeirkan bahu untuk kesekian kali menutupi fakta bahwa tanganmu belum cocok
dengan peranjingan. Aku ikut menemani ke vet dan pet expo untuk mu, tapi
aku tetap merasa hampa.
Saat aku mengatakan apa yg kurasakan sebenarnya kau malah mengancam
untuk open adopt anakmu, padahal bukan itu intensitasku. Bagaimana
mungkin aku merusak mimpimu yang ingin memiliki anjing?
Kamu tidak seharusnya memelihara anjing sekarang sayang,
Saat aku jelas utuh masih membutuhkan mu sepenuhnya,
Haus akan perhatian mu yang tidak pernah kudapatkan dari yg lain,
I just really miss
you like the old days, but I’d rather to pretend I’m good and sleepy so we don’t
have to talk. I am tired.
I’m happy but I’m tired
apakah sekarang masih bahagia?
BalasHapusMasih, we're on our way to annive yg ke 2th. Selalu ada cara untuk saling memahami :)
BalasHapus