ia yang kini menangis
di belahan dunia sana. tanpa ku disisinya.
sejatinya luka memar
dan sobek yang kudapatkan,
tidak sebanding
dengan perih melihatmu menangis.
Aku bertemu dengannya
dalam sebuah expo dibilangan Tangerang. Pun pertemuan kami tidak
benar-benar direncanakan, kecuali aku yang memang memiliki intensi lain. Ia
sebaliknya.
Aku masih ingat
detail bagaimana aku dan Dia bertemu untuk pertama kali. Kami saling bergerak
dan berpindah dari satu titik ke titik yang lain, hingga mata ku menyapu lantai
expo dengan seksama dan melihat satu wanita yang membuat jantung ku
berdegup. Menggunakan kemeja merah, celana chino dan tas ransel
kesukaannya.
Aku melengos. Melewatinya. Sengaja
betul mengeluarkan pesonaku.
Bagiku, semua fase
pendekatan itu hanyalah bualan belaka. Hanyalah taktiknya untuk mengelabui ku
sebagai salah satu mainannya. Sama seperti masa lalunya. Ahh.. ada
banyak hal yang ingin ku ungkapkan hanya saja aku bebal dalam memilih kata
Sayang. Masih kau ingat bagaimana kita menghabiskan waktu disebuah bar di
Jogja? Melihat mu berbicara. Mendengar suaramu. Gerak-gerikmu. Bagaimana kau
menatapku. Tatapanmu seakan menelenjangiku.
Hingga kecupan penuh gairah malam
itu. Gila, pikirku.
Kemudian banyak hal
terjadi. Tidak terhitung berapa kenyataan pahit yang harus kita hadapi. Berapa
banyak orang yang terlibat karna hal ini. Karna selalu ada harga untuk
sebuah kebahagiaan, ujarku selalu.
Kini ku tidak peduli, seberapa banyak
kehidupan ku hilang bila aku dapat memiliki mu seutuhnya. Karna kehidupanku
adalah Kamu.
Tapi semesta, tahukah kau kini
wanitaku sedang menangis di ujung sana? Di belahan kota yang memisahkan kami
puluhan kilometer. Ia menangis seorang diri. Dan untuk pertama kalinya, ia
meminta waktu sendiri dan tidak yakin untuk menerima panggilan ku. Untuk
pertama kali aku melihat wanitaku terperosok sedalamnya, disakiti oleh orang
lain, seorang diri, tanpaku disisinya. Aku yang katanya adalah bagian dari
belahan jiwanya tidak bisa melakukan apa-apa selain berdoa untuknya.
Semesta, aku percaya
apa yang kami cita-citakan pasti kau bantu kami untuk mendapatkannya.
Cita-citaku adalah kebahagiannya. Aku mencintainya wahai semesta. Aku mencintai
setiap inci dirinya. Aku mencintainya hingga menelusuk dibalik kulitnya, lebih
dari sekedar bulan dan bintang. Aku mencintainya.
Tahukah kau mengapa aku begitu bahagia
menatap dirinya? Saat ia berkendara, bagiku ia begitu cantik.
bagai lukisan
bernapas,
ku nikmati indahnya
sosok wanitaku.
kicau burung
menyambut fajar,
tidak semerdu suara
indah wanitaku.
senyum, tawa dan
candanya
aku dibuat gila
hasrat matanya yang
menatapku
bagaimana bibir kami
bertemu
saling melumat
aku benar
tergila-gila
Ya Tuhan aku sungguh mencintainya. Aku
tidak bisa memaafkan diri ku bila ia menangis seorang diri seperti ini. Sungguh
aku membenci mereka yang telah menyakiti kekasihku, wanitaku, ia yang juga
membawa sepotong hati ku pergi saat ia merapat ke dunia lain.
Ya Tuhan bantu aku menemukan cara
bagaimana aku bisa membuatnya merasakan cinta yang ku berikan. Dalam hidupku
yang baru seumur jagung, aku tidak pernah tahu sebegitu ajaibnya perasaan
'Cinta' ini. Akal, logika dan rasional ku tidak mampu menerima segala kejadian
yang ada. Aku mencintainya.
"What I have to do if I miss you?"
Merupakan pertanyaan yang terngiang dikepala disetiap
sendi kehidupanku. Aku tidak pandai merangkai kata-kata, maaf yang kutahu aku
mencintainya. Selalu. Selamanya. Let's be happy and getting old together, my
love the one and only. I Love You, CK
Photo : Rala Choi
Tidak pandai merangkai kata, tapi tulisan blog ini yang bikin aku bookmark di laptop :) saya menemukan blog yang bagus malam ini. Terimakasih, ditunggu setiap huruf darimu untuk ku baca.
BalasHapusTerima kasih atas bookmarknya, saya mengakui tulisan saya kerap tidak beruntut. Masih tahap belajar ngeblog mohon dimaklumi ya :)
Hapussampai saat ini aku masih nunggu blog kakak update loh^^
HapusGood work !!
BalasHapusSuka banget sama blog ini ..
Ada ig nya gak?