..kalau benar cinta namanya
perasaan yang berkobar
dihatinya itu!
Dia hanya ingin berada di
dekat gadis itu.
Mengobrol. Saling pandang.
Saling bertukar senyum.
Memegang tangannya.
Dimana letak kesalahannya?
Terima
kasih kepada kawan saya yang tidak mau dipanggil my dear
truk-gandeng friend. Gembira
tidak kepalang saya menerima hadiah ultah berupa Saman karya Ayu
Utami. Berhubung saya juga memang tengah mencarinya kala itu, you
know me so well dear~. Karna
kan yang berkeliaran di Gramed hanya yang versi Bahasa Inggris, dan
itu harganya bisa dua kali lipat (wew).
Tapi
bukan novel Saman yang akan saya bahas, melainkan novel yang teman
saya itu memaksa untuk membelikannya. Dia yang bersikekeuh untuk
memesannya di ol shop ngamuk
pada saya untuk membiarkannya membelikannya. Saya menolak. Sudah
cukup hadiah yang saya terima darinya. Titik. Tidak bisa diganggu
gugat. Well, itulah
saya, saat sedang membuat keputusan menolak, maka tidak ada pula
tawar menawar. Akhirnya saya transfer lima puluh ribu pada hari
kamis, dan pada sabtunya menerima paket berupa sebuah novel
bersampul hijau kuning ala kemarau.
Warga
sekolah termasuk guru bahkan orang tua mereka tahu, bahwa Sisi dan
Airin menjalin hubungan spesial. Walaupun statusnya Airin tengah
terikat dengan seorang pria bernama Frans (yang nantinya juga menjadi
roommates dan suami).
Semenjak dipergoki berpelukan di toilet sekolah saat perpisahan
upacara kelulusan itu lah, Sisi memutuskan melupakan Airin, yang
tengah meninggalkan tanah air demi mencari kebebasan.