Tidak terasa bulan
puasa tiba kembali, rasanya baru kemarin aku berpuasa dan harus bekerja tanpa
libur di Jiexpo. Dan tahun lalu pula untuk pertama kali aku merayakan ulang
tahun bersamamu. Pun pertama kalinya aku mendapatkan kartu ucapan ulang tahun
yang mampu membuatku meneteskan air mata. Sepucuk surat dan email kejujuran
darimu.
Tahun lalu kita tidak bertemu saat ulang tahunku, dan aku pun sedang tidak dapat libur dari pekerjaan itu. Aku masih ingat, kita bertelepon pada sore hari. Cukup lama kita bertelepon, yang membuatku khawatir apakah kuping mu tidak panas. Apalagi mengingat kau sedang berbaring disana.. Disamping mesin itu, mesin yang senantiasa mengiringi obrolan kita. Hati ku yang lemah dan tidak setangguh penampilanku, tidak sadar meneteskan air mata yang jatuh ke pipiku saat itu.
Sore ini, aku membuka rak
novel hendak membaca novel Larung. Sekuel dari novel yang kau berikan
padaku. Melihat novel pemberian mu yang kau berikan dengan jerih payah
mencarinya, serta sepucuk surat didalamnya yang tidak akan pernah ku buang
karna kini menjadi barang berhargaku lainnya. Aku membuka kembali surat tsb.
Ah... surat itu tidak pernah gagal memberikan energi dan menggetarkan hatiku.
Kau benar, kita belum lama kenal. Aku
mungkin perempuan jahat, yang memberikan pengaruh buruk padamu. Begitupun
sebaliknya.
Tapi kita justru 'nekat', bertemu. Meet
up. Di sebuah mall bilangan Jakarta Barat.
Saat itu aku agak terlambat datang,
tergesa-gesa aku berlari memasuki mall yang juga memiliki hotel itu. Ku pikir
kau belum datang. Sehingga kusempatkan diri untuk memberikan touch up di
toilet wanita. Lalu mampir sebentar untuk beli minuman. Chat mu kemudian
muncul, bertanya aku dimana. "Share Tea" balasku
Sayangnya kita bahkan tidak tahu rupa
satu sama lain. Kita yang berkenalan karna mengagumi idola yang sama. Hanya
itu. Hanya itu dasar yang kita gunakan, alasan mengapa kita bertemu. Karna kita
mengagumi idola grup Korea yang sama. Kemudian hp ku berbunyi lagi, menimbulkan
senyum diujung bibirku. Kau berkata rasanya ingin berteriak "Solar!"
dan menunggu respon yang ada. Sayangnya aku punya cara lain, aku bertanya kau
menggunakan pakaian apa dan bagaimana penampilan mu. Kemudian kepalaku
mendongak, berkeliling mencari sekitar yang ucapmu juga sudah ada didekatku. Dan
ini bukan sekali kau didekatku, karna kau selalu didekatku.
Aku yang menggunakan tas kecil,
berjaket belang-belang menghampiri seorang gadis yang berdiri didepan toko roti
(aku agak lupa apakah itu Bread Life atau Talks). Ku nekat menghampirimu yang saat
itu hanya menggunakan kaos dan membawa tas gemblok. Karna kau baru pulang
ngampus tentu saja. "Sebenernya aku udah curiga kamu orangnya, tapi aku
takut salah orang" ucapmu kurang lebih seperti itu.
" Not being as caring after
time has passed. Giving each other scars because of being comfortable. I hope
that won’t happen to us. Let’s send it far away into space, ok?. You just
smiled, right?. When you smile, I like it too. What other words are needed?.
Wherever I go, at the thought of you. I feel safe today " - Mamamoo
(마마무) - Never Letting Go (놓지 않을게)
Waktu
terus berputar, hubungan kita menjadi semakin dekat berkat sepotong chat darimu
membuatku senang saat itu. I was so happy. Hingga mengantarkan kita pada
pertemuan-pertemuan lainnya. Pada suatu sore dimana kau meminjamkan bahu
untukku, yang saat itu. Tidak membicarakan banyak topik, kita hanya menatap
langit sore. Kau senantiasa bertanya masalah apa yang sedang ku gandrungi, dan
aku hanya menjawabanya dengan gelengan kepala. " I just want to sit
still. With someone at this time just looking at the sky, not worrying about
anything going in life ". Kemudian kau seakan mampu membaca pikiranku
membagikan kisah dan cerita kehidupanmu, yang tidak pernah bosan aku
mendengarnya.
My
Dear, kau selalu meminta maaf atas apa yang tidak kau lakukan yang semestinya tidak kau lakukan. Jangan. Jangan pernah kau meminta maaf padaku karna kau tidak pernah melakukan kesalahan. Kita dulu
begitu dekat, tidak secara fisik tentu. We used to be talk a lot until
morning, hingga kau menemani tidurku begitu sebaliknya. Saat kita menonton
film yang aku mengeluh karna kecewa, saat kita karaoke berdua, saat kita duduk
melihat orang berlalu-lalang, membeli es krim, berfoto dan makan siang. Bahkan
aku masih ingat suatu hari kau pernah tidak sengaja menekan tombol call
group di grup hobi kita itu. Tidak heran membuat para member menjadi
panik ada apa gerangan engkau tiba-tiba mengajak gc hahaha. Ku jelaskan
pada yang lain kalau hp mu disaku karna begitu sensitifnya sehingga tidak
sengaja tertekan.
Surat dan
email mu tidak pernah ku bosan baca. Kau tahu, I..really miss those old days.
Tenang saja, aku tahu. Untuk saat ini kau harus fokus dengan kehidupanmu,
menjaga segalanya berjalan sesuai dengan sebagaimananya. I'm just too greedy
for missing you and wanting to meet you so bad. Aku ingin tahu bahwa
hubungan kita tidak akan pernah berubah. Aku berterima kasih pada grup chat dan
idola kita yang telah mempertemukan kita.
Ponsel ku
sepi sekali tidak ada deringan pesan darimu. Kita berbagi banyak hal. Seperti
yang kau bilang disepucuk suratmu itu. Aku khawatir, tapi kau
menyuruhku untuk tidak khawatir. Baiklah. Ku turuti. Tetapi justru perasaan ini
muncul dan pecah begitu saja, mungkin ini bukan perasaan khawatir pikirku. Just
having these feelings are painful enough. But it's even more painful to see you
having hard times alone. Ada banyak yang ingin ku ceritakan, tapi kata-kata
dan jariku apalagi kecepatan mengetikku tidak akan pernah cukup. Good night
" I’m looking at you and we’re
laughing together. You know me better than I know myself. I can’t express this
feeling with words. Us right now. I’m sorry for always only receiving. Thank
you and I love you. When you first made me cry, I remember your words. “I won’t
let you go”. I promise you, me too, for always. I love you too. 약속할게 나도 언제나, 놓지 않을게~~ "
hi, can i have ur contact? :D
BalasHapuskinda interested with ur blog.
Sure, here's my mail : owaiji.girl@gmail.com
Hapuskak, cek inbox dong
BalasHapuska, emailku gak di reply :(
BalasHapus