Tidak terasa bulan
puasa tiba kembali, rasanya baru kemarin aku berpuasa dan harus bekerja tanpa
libur di Jiexpo. Dan tahun lalu pula untuk pertama kali aku merayakan ulang
tahun bersamamu. Pun pertama kalinya aku mendapatkan kartu ucapan ulang tahun
yang mampu membuatku meneteskan air mata. Sepucuk surat dan email kejujuran
darimu.
Tahun lalu kita tidak bertemu saat ulang tahunku, dan aku pun sedang tidak dapat libur dari pekerjaan itu. Aku masih ingat, kita bertelepon pada sore hari. Cukup lama kita bertelepon, yang membuatku khawatir apakah kuping mu tidak panas. Apalagi mengingat kau sedang berbaring disana.. Disamping mesin itu, mesin yang senantiasa mengiringi obrolan kita. Hati ku yang lemah dan tidak setangguh penampilanku, tidak sadar meneteskan air mata yang jatuh ke pipiku saat itu.