I actually
dream about
you
Yoonhee (Kim Hee Ae), wanita paruh baya yang tinggal
sendiri dengan anaknya bernama Saebom (Kim Sohye) di sebuah kota kecil di
Korea. Tidak lama Saebom menerima surat dari Jepang yang diperuntukkan untuk
ibunya. Dipenuhi rasa penasaran ia pu membuka amplop tersebut dan menemukan
bahwa surat itu berasal dari cinta pertama ibu nya yang tidak pernah di
ceritakan pada siapapun. Tanpa memberitahu ibu nya, Saebom berinisiatif
mempertemukan Yoonhee dengan mantan kekasihnya di negeri Sakura. Liburan ini
yang kemudian menjadi perjalanan keluarga, beserta kisah asmara dengan seorang
cinta pertama.
Film berlatar belakang
Korea dan Jepang ini sukses dikemas sedemikian indahnya tanpa memerlukan plot
yang rumit. Tema yang diangkat sangat simpel, yakni hubungan anak dan ibu lalu
kisah cinta pada masa lalu sang ibu. Naskah yang dikemas pun sangat sederhana,
hubungan keluarga yang disajikan juga tidak diberlebihan. Tidak menunjukkan
kebahagiaan dengan senyum dan tawa sehari-harinya apalagi dengan
memanggil "Oh~~ my daughter, how was your school?". Interaksi
yang terjadi antara Yoonhee dan Saebom begitu nyata. Walaupun begitu, sutradara
dan penulis Lim Dae-Hyung tahu betul sebuah keluarga yang manis tidak perlu
mengumbar 'kemesraan' yang berlebihan. Beberapa scene berhasil membuat kita
tersenyum ketika menyaksikan interaksi Yoonhee dan Saebom.
Yang paling saya suka
adalah bagaimana film ini menunjukkan wanita janda yang
seakan-akan jenuh dan terkesan depresi dengan hidupnya tanpa membuat penonton
jenuh ketika menyaksikannya. Justru sebaliknya, penonton menjadi mengerti
seiring berjalannya film mengapa Yoonhe seperti itu. Benar, disini Yoonhee
diceritakan bercerai dengan suaminya. Kendati demikian, mantan suaminya masih
berusaha menjadi ayah yang baik bagi Saebom dengan beberapa kali melakukan
kunjungan ke rumahnya. Tetapi apa yang membuat Yoonhee begitu menolak kunjungan
bapak dari anaknya itu?? Jawabannya tidak diberikan secara gamblang oleh
penulis, karena ia tidak menitik beratkan latar belakang broken
home ini dalam filmnya. Dia memberikan fokus pada bagaimana hubungan
Yoonhee dan Saebom dalam sehari-hari.
Di Jepang tepatnya kota
Ottaru, kita diajak bertemu dengan cinta pertama Yoonhee bernama Jun (Yuko
Nakamura). Film berubah menjadi bahasa Jepang. Berbeda dengan Yoonhee, Jun
seorang dokter hewan tidak menikah. Disini kita juga dapat menilai kalau Jun
memiliki pribadi yang hangat dan berbeda dengan Yoonhee. Kemudian kita bertanya
apa yang membuat kedua wanita ini saling mencintai??
Ketika sebuah film yang
melibatkan dua negara, sebenarnya jujur saya pesimis. Hal yang paling saya
takutkan ialah bagaimana interaksi kedua main actress yang
berbeda bahasa tetapi mampu menunjukkan ada cinta diantara mereka, ada kisah
yang tidak pernah selesai ditulis di masa lalu dan ada kenangan yang selalu
mengukir di hati.
Rupanya saya bodoh, karena
terlalu meremehkan kemampuan dan ide Lim Dae-Hyung sebagai sutradara dan
penulis. Dia tahu Kim Hae-Ae dan Yuko Nakamura tidak perlu mengucapkan "I
miss you" dalam bahasa masing-masing atau bahkan memerlukan adegan
ciuman untuk menunjukkan chemistry nya. Film ini tidak perlu
memberikan fokus kisah cinta lesbian demi menjual filmnya secara berlebihan.
Bahasa tubuh aktris sangat jelas membuat kita ikut larut dalam kisah mereka dan
ikut merasakan ada kerinduan dan kasih sayang yang tulus antara kedua manusia
semasa hidupnya. Dan di ekspresikan begitu naluriah, tidak dibuat-buat. Standing
ovation for both actress
Terakhir ending Moonlit
Winter yang sebenarnya judul Korea nya diterjemahkan menjadi To
Yoonhee, menjadi ending film terindah yang pernah saya saksikan. Bagi
saya, film ini tidak memberikan sad or bad ending. They know how to
touch our heart and soul. Most beautiful film. Film ini akan selalu
saya ingat sepanjang waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar